Proses
Kegiatan Belajar Mengajar
Yang
Sesuai Keinginan
Oleh
: Tiara Annisa Rohmah
TPA AR-ROYYAN SOLO
I.
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, peranan pengajar dalam membimbing dan
mengarahkan anak didiknya sangat di perlukan. Begitu pula proses kegiatan
belajar mengajar yang sesuai keinginan sangat diperlukan bagi anak didik pengajar.
Di dunia TPA peranan ustadz / ustadzah juga diperlukan. Apalagi proses kegiatan
belajar mengajar yang menyenangkan dan menarik. Untuk melancarkan proses
kegiatan belajar mengajar yang seperti konsep diperlukan kerja sama antara
pengajar dengan santriwan / santriwati. Tanpa kerja sama antara pengajar dengan
santriwan / santriwati, proses kegiatan belajar mengajar yang seperti konsep
tersebut tidak akan terlaksanakan.
Kebanyakkan
TPA-TPA yang lain hanya mengajarkan membaca iqra` maupun Al-Qur`an. Ataupun
memberikan sedikit refreshing dengan bernyanyi, tepuk tangan, atau
pertanyaan-pertanyaan yang mengenai pendidikan agama islam. Selain itu,
sebaiknya lebih memvariasikan kegiatan yang ada. Walaupun demikian apabila
salah satu pihak tidak berperan maka pelaksanan konsep kegiatan belajar
mengajar tersebut tidak akan terlaksana. Memang tidak mudah melaksanakan konsep
kegiatan belajar mengajar tanpa peranan yang kuat. Tanpa partisipasi pihak
tersebut, konsep kegiatan belajar mengajar tersebut tidak akan terlaksana.
Apabila ada partisipasi dan peranan yang besar, tanpa ridho dari
Allah SWT tetap tidak akan terlaksana dengan maksimal. Jadi, harus tetap ada
niat, tulus ikhlas dari hati, dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh.
Pada pembahasan ini, penulis mencoba untuk memberikan uraian
mengenai Proses Kegiatan Belajar Mengajar Yang Sesuai Keinginan.
II.
PEMBAHASAN
Seorang santriwan maupun santriwati
pasti menginginkan suasana TPA yang menyenangkan. Oleh karena itu, wajib ustadz
maupun ustadzah memberikan suasana yang demikian. Dengan demikian santriwan dan
santriwati dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan para ustadz / ustadzah
dengan riang gembira atau dengan hati yang senang. Cara guru mengajar dengan
baik antara lain :
1.
Disampaikan oleh figur otoritas
Figur otoritas di sini maksudnya adalah sosok yang punya
pengaruh atau yang dihormati. Misalnya, ustad/ustadzah. Pastilah anak-anak akan
lebih mendengarkan apa yang disampaikan oleh seorang ustad/ustadzah daripada
kalau yang menyampaikan itu teman sebayanya.
2.
Mempunyai muatan emosi tinggi
Passion! Ada greget ketika kita menyampaikan sesuatu.
Jangan datar-datar saja, karena yang datar biasanya membosankan. Apalagi yang
kita hadapi adalah anak-anak. Mereka akan lebih merespon dan lebih “ngeh”
dengan apa yang kita sampaikan, apabila kita menyampaikannya dengan penuh
semangat dan memiliki muatan emosi tinggi.
3 Repetisi ide Repetisi atau pengulangan.
Sampaikan berulang-ulang, agar apa yang kita sampaikan
benar-benar terserap dan tertanam kuat pada lawan bicara kita.
4.
Penguatan ide oleh sumber-sumber lain
ide yang sama tersebut disampaikan tidak hanya oleh satu
orang, namun dikatakan oleh beberapa orang yang berbeda. misalnya guru di
sekolah, orang tua dirumah, dan ustadz di TPA mengatakan hal yang sama,
misalnya “kamu anak yang rajin” maka pengaruhnya kepada anak akan jauh lebih
besar.
Pembahasan pembelajaran yang menyenangkan :
1.
Ketika TPA yang kita
ampu adalah anak-anak yang notabe memiliki umur berkisar antara 3-12 tahun maka
kita bisa memutarkan lagu anak-anak Islam yang menyenangkan sebelum proses
pelajaran TPA dimulai. Dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop yang
telah diatur dengan program winamp, serta memasukkan lagu anak Islam ataupun
hafalan doa yang dikemas dalam rekaman secara menyenangkan untuk didengar oleh
anak-anak.
2.
Pemutaran film atau
kisah kisah teladan bisa dengan menggunakan layar. Selama ini penceritaan kisah
teladan hanya dilakukan dengan cara lisan yakni guru bercerita dan para siswa
mendengarkan, namun dengan penerapan teknologi sebagai media pembelajaran bisa
menampilkan gambar animasi beserta suara yang bisa memudahkan untuk ditangkap
oleh anak-anak.
Jadi, pembelajaran yang bisa
diterapkan dalam TPA tidak harus statis. Meskipun pembelajaran yang dilakukan
tidak berubah karena pelajaran yang bersifat paten, namun sistem atau metode
yang digunakan haruslah tetap seiring perkembangan teknologi yang ada. Diterapkan
dengan sistem multimedia yang memanfaatkan teknologi, selain membuat kegiatan
belajar menjadi lebih menyenangkan metode ini juga dapat membuat siswa lebih
mudah menangkap materi yang disampaikan.
Pada intinya, kegiatan mengajar TPA
itu terdiri dari tiga rangkaian acara, yaitu pengkondisian, isi dan penutup.
1. Pengkondisian
Pengkondisian penting untuk keberlanjutan dan demi
kelancaran proses belajar mengajar berikutnya. Kalau dari awal kita sudah
berhasil mengkondisikan anak-anak, secara otomatis mereka akan lebih mudah
untuk kita kendalikan.
Bagaimana caranya? Ada banyak cara pengkondisian,
diantaranya yang sering dilakukan adalah dengan tepuk-tepuk, seperti tepuk anak
soleh, dkk, yang sudah banyak dikreasikan. Bisa juga dengan memberikan komando,
misal ketika kita berkata “santri”, maka mereka harus menjawab “iya ustad/ustadzah”.
Banyak cara yang bisa temen-temen kreasikan dalam rangka pengkondisian, cukup
dengan hal-hal yang simple dan mudah dipahami.
2. Isi
Usahakan dalam kita menyampaikan isi jangan membosankan.
Kita bisa mengkreasikan dengan banyak cara, contohnya dengan dongeng. Dalam
mendongeng pun harus dilakukan dengan semenarik mungkin, jangan monoton. Bisa
menggunakan alat bantu, seperti buku cerita bergambar, music, atau boneka
tangan, dengan efek suara yang khas. Kalau pun kita tidak bisa mengganti-ganti
suara, bisa disiasati dengan menggunakan ‘suara besar’, ‘suara biasa’, dan
‘suara kecil’. Usahakan sekreatif mungkin dan lepas saja ketika kita
menyampaikan. Jangan ada rasa malu. Ada kalanya juga kita bisa mengajak
anak-anak berpetualang, kegiatan outdoor supaya mereka tidak bosan.
3. Penutup
Pada sesi ini, berikanlah sugesti dengan hal-hal yang
positif. Jangan hanya sekedar penutupan, salam, bubar.. Tapi ada sesuatu yang
bisa kita sampaikan untuk membesarkan hati mereka, dengan mengambil hikmah dari
materi yang sudah disampaikan sebelumnya.
III. PENUTUP
Pengalaman menjadi seorang pengajar,
ada suka, ada duka, ada-ada saja pokoknya hal–hal yang menjadi momen berharga
dan tak terlupakan ketika kita berkecimpung di TPA.
Kesimpulannya adalah :
- Seorang ustadz / ustadzah TPA harus dapat menvariasikan kegiatan sedemikian rupa agar santriwan / santriwati dapat mengikuti pembelajaran yang diberikan ustadz/zah dengan hati yang riang gembira.
- Harus menggunakan kata-kata positif dalam proses pembelajaran berlangsung, agar santriwan/wati dapat menumbuhkan karakter yang baik mulai dari sekarang.
- Selalu mensuport santriwan/wati agar terus mengeluarkan ide-ide mereka dalam proses pembelajaran berlangsung.
IV. DAFTAR PUSTAKA
- Kidsmile.info/2011/09/tips-asyik-ngajar-tpa-pembekalan-pengajar-gkm-jogja/Dindadyah.blog.uns.ac.id/201204/26/esaifilm/