Berproses
Menjadi Seorang Ustad /Ustadah
Taman
Pendidikan Al Qur’an
Oleh
: Bhian Rangga JR
TPA Ar Royyan Solo
I.
Pendahuluan
Dalam dunia
pendidikan, peranan pengajar dalam
membimbing serta mengarahkan anak didiknya sangatlah diperlukan. Seperti halnya
kelembagaan formal, peran dunia TPA di masyarakat memiliki kedudukan yang layak
untuk dikembangkan. Dunia TPA merupakan dunia bagi seorang santri. TPA
merupakan lembaga informal dibawah nauangan takmir masjid ataupun yayasan.
Adapun salah satu tujuan diselenggarakannya TPA antara lain membentuk karakter
santri dan memberikan bekal kepada santri kedepannya untuk bisa terjun langsung
ke dunia masyarakat sesuai tuntunan al qur’an maupun al hadist.
Beberapa kasus
sekarang, banyak sekali TPA – TPA yang memberikan sajian pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif bagi santrinya. Namun, ada juga TPA yang memberikan
sajian pembelajaran yang monoton saja. Kondisi semacam itu bergantung pada tiga
aspek, yaitu santri, walisantri, serta pengajar ( ustad – ustadah ). Ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisadipisahkan dalam
membangun sebuah kekondusifan dunia TPA. Peranan seorang ustad maupun ustadah
dalam dunia TPA sangatlah penting. Tanpa kehadiran mereka, tanpa partisipasi
mereka, dunia TPA tidak akan berjalan sesuai apa yang diharapkan bersama. Bekal
mendapatkan predikat “ustad / usatad’ah ) tentu sangatlah mudah di mata
masyarakat. Namun, dihadapan Allah SWT, predikat tersebut sangatlah sulit,
kecuali bagi mereka yang mau dan bersungguh – sungguh untuk menekuninya.
Pada pembahasan
ini, penulis mencoba untuk memberikan uraian mengenai berproses menjadi ustad
maupun ustadah TPA.
II.
Pembahasan
Seorang santri pasti
merindukan sesosok ustad maupun ustadah yang dinantikannya.Oleh karena itu,
wajib bagi ustad maupun ustadah untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
santrinya. Suri tauladan, tingkah laku sang ustad maupun ustadah akan
mencerminkan perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Jika sang ustad / ah memiliki karakter yang
sopan , bershaja, pasti si santri juga akan menirunya, meskipun semua itu perlu
proses. Karakter seorang ustad / ah haruslah bercermin pada sikap rasulullah
muhammad saw. Sifat shidiq, amanah, fatonah, dan tabligh haruslah dimiliki
seorang ustad maupun ustadah di TPA tersebut. Sehingga diharapkan, dengan
karakter yang meniru tauladan rasulullah saw, dan berpedoman pada alqu’an dan
as sunah dapatlah menjadi bekal bagi dirinya untuk menyebarkan dakwah dalam
lingkup TPA.
Dalam firman Allah SWT : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa…” (QS Al Baqarah: 197). Maksud dari ayat tersebut
bahwa bekal utama manusia dalam mengisi kesehariannya, baik di sekolah, di
rumah, di kantor, di manapun mereka berada adalah dengan bekal takwa. Tentu
saja predikat untuk mencapai taqwa hanyalah Allah swt yang tahu akan predikat
tersebut.
Untuk memperoleh bekal taqwa, diperlukan sebuah action. Berkata mudah untuk diucapkan, namun tindakan / perbuatan
perlu dilakukan. Salah satu bukti bahwa kita harus memiliki bekal taqwa untuk
kehidupan di dunia dan diakhirat adalah menyebarkan misi dakwah. Misi dakwah
dapat dilakukan salah satunya dengan mengajar TPA. Mengajar TPA bukanlah perkara
yang mudah untuk dilakukan. Hanya orang – orang yang bertakwalah dan bersungguh
sungguh maka dia insyaallah akan terketuk hatinya untuk mengajar di TPA.
Sebuah TPA perlu adanya sesosok ustad maupun ustadah yang berkarakterTPA
yang memiliki pengajar yang bermutu ternyata memiliki prestasi yang bagus,
walaupun sarananya tidak memadai. Maka menjadi ustad maupun ustadah harus menjadi seorang yang profesional,
bermutu dan hebat. Utamakan mengajar dengan cara yang terbaik. Beberapa cara yang perlu ditempuk akan menjadi
ustad maupun ustadah yang profesional adalah haruslah memalui tahap berproses.
Berproses disini dalam arti mampu memposisikan dirinya untuk dirinya sendiri
maupun orang lain. Bekal utamanya adalah memiliki benteng iman dan taqwa.
Lantas bagaimana untuk mengokohkan keimanan dan ketaqwaan tersebut?
Salah satunya dengan tholabul ilmi bersama. Seorang ustad / ah tidak akan
bisa mengajarkan atau mungkin tidak akan bisa berdiri di depan santri mereka
apabila dia tidak memiliki ilmu. Oleh karena itu, langkah –langkah dalam
berproses menjadi ustad / ah adalah :
1.
Memiliki kesungguhan yang kuat
Kesungguh – sungguhan di sini maksudnya adalah apabila
mereka memiliki komitmen yang kuat dalam mengajar TPA, apapun bentuknya mereka
haruslah mengorbankan segala apa yang dimiliki, baik tenaga, waktu, pikiran,
dan lain sebagainya. Sehingga perlu diperlukan manajemen dalam membagi waktu
antara urusan pribadi maupun urusan lainnya.
2.
Terus mengasah ilmu
Mengasah ilmu wajib hukumnya bagu ustad maupun ustadah.
Tanpa bekal ilmu, maka dia tidak akan bisa mengembangkan apa yang akan
diajarkan kepada santri – santrinya. Berbagai macam sumber ilmu/ referensi
tersedia, baik buku, searching internet, kajian islam, media radio, televisi
dan lain sebagainya
3.
Perlu adanya tindakan konkret
Tindakan konkret sangatlah penting dilakukan. Apabila ustad
maupun ustadah memiliki komitmen yang kuat dalam mengajar, maka
merekah.haruslah mengamalkan ilmu yang ia peroleh kepada santrinya. Seorang
ustad maupu ustadah haruslah memiliki wawasan yang luas, memiliki ide kreatif
dan inovatif.
Dengan demikian, dengan adanya proses yang matang bagi sang
ustad maupun ustadah diharapkan mampu menjadi bekal dia dalam mengajarkan ke
santri didiknya dalam dunia TPA serta memperoleh predikat taqwa dihadapan Allah
swt.
III. Penutup
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Seorang ustad maupun ustadah TPA haruslah memiliki karakter
baik yang dapat dicontoh oleh santrinya. Karakter ustad maupun ustadah haruslah
bercermin dari suri tauladan rasulullah saw yang bersumber pada alqur’an dan as
sunah.
2. Langkah –langkah dalam berproses menjadi ustad / ah adalah
memiliki kesungguhan yang kuat,terus mengasah ilmu, perlu adanya tindakan
konkret
IV. Daftar Pustaka
Fadhlijauhari..2010. Berproses
dengan berbekal tentu lebih langgeng. http://fadhlijauhari.wordpress.com/2010/07/16/berproses-dengan-berbekal-tentu-lebih-langgeng/, diakses 04 Mei
2012
Fatan, F. 2009. Menjadi
Ustadz-ustadzah hebat. http://badkomergangsan.wordpress.com/2009/07/27/menjadi-ustadz-ustadzah-hebat/, diakses 04 Mei
2012
Mudah-mudahan postingan karya santriwan dan santriwati lebih bertambah lagi.
BalasHapusTerima kasih